Rabu, 10 April 2013

PERNIKAHANNYA



Tatapan matanya hampa, senyumannya dipaksakan agar  tetap terlihat manis, duduk sambil memegang undangan ditangan kirinya. Sambil menghitung jumlah kendaraan yang belalu-lalang dan cuaca terlihat cerah , namun tidak bagi Lucky. Hatinya sedang berduka  karena undangan yang diterimanya dari Rina semalam.
Dalam lamuanan Lucky, teringat syair Khalil Gibran :
“Apa yang bisa aku katakan tentang seorang pria yang terkoyak diantara dua wanita
Seorang merajut saat-saat keterjagaan pria itu keluar dari mimpi-mimpinya
Yang lain membentuk mimpi-mimpi pria itu dari saat keterjagaannya?
Apa yang harus kukatakan tentang sebuah hati yang diletakkan oleh Tuhan di antara dua lampu”
Syair-syair dari Khalil Gibran, membuat Lucky semakin larut dalam lamunannya.
Bagiku, dirimu adalah keindahan yang ada pada diriku
Yang telah muncul keluar dari kekuasaan Tuhan Yang Suci...
Antara lamunan dan kegelisahan mendera Lucky, karena sebuah nama yang tertera di undangan yaitu Siti Aisyah. Ya, Siti Aisyah adalah pujaan hati Lucky dan anggapannya selama ini, ia adalah wanita yang ideal baginya untuk dijadikan istri bagi dirinya. Dan, saat ini mimpi tentang Siti Aisyah menjadi istrinya, semuanya sudah berakhir dikarenakan orang tua Siti tidak merestui hubungan mereka. Mungkin hal sepele yang membuat hubungan mereka tidak direstui karena Lucky asli betawi. Orang tua Siti beranggapan orang betawi itu pemalas.
Lain hal tentang cinta dengan pekerjaan. Walaupun masih terhitung karyawan baru, namun dengan prestasi yang sangat gemilang, dalam waktu singkat selama satu tahun bekerja  ia sudah diangkat menjadi asisten manager marketing.  Lucky adalah karyawan berprestasi di perusahaannya bekerja. Untuk hal cinta ia bukanlah seorang yang berprestasi pula. Keadaan berbalik 180 derajat ketika berbicara pekerjaan dan cinta tentang si Lucky.
“Hey Lucky, ngapain loe bengong-bengong sendirian dipinggir jalan, kelihatan sedih banget loe?????” tiba-tiba Lukman, sahabatnya Lucky datang membuyarkan lamunan Lucky.  Lukman melihat wajah Lucky, seperti langit mendung yang akan turun hujan.
 “Ah gak knapa-knapa luk”, sahut Lucky  dengan berlagak baik-baik saja.  “Ayolah Lucky, jangan berlagak sama gue gak ada apa-apa, jujur ajalah ,” desak Lukman bertanya, kendati pun ia sudah tahu inti permasalahannya. “Yuks kita ngobrol di Gudang Bakso Bang Er aja, gak enak ngobrol-ngobrol dipinggir jalan!!!” Ajak Lukman. Akhirnya mereka bergegas ke tempat tujuan.  Selama perjalanan, dimanfaatkan Lucky untuk curhat.
Akhirnya mereka sampai juga ditempat tujuan. Ketika pintu dibuka oleh ke dua sahabat ini, terdengar lagu dari Yovie Nuno :
“ Mengapa kita bertemu
Bila akhirnya dipisahkan
Mengapa kita berjumpa
Tapi akhirnya dijauhkan
Kau bilang hatimu aku
Nyatanya bukan untuk aku
Bintang dilangit nan indah dimanakah cinta yang dulu
Masihkah aku disana direlung hati dan mimpimu
Andaikan engkau disini andaikan tetap denganku
Aku hancur ku terluka.....
Dan ku beruntung sempat memilikimu...”
Wah semakin galau saja Lucky. Waktu tinggal 2 minggu lagi hari, Lucky harus merelakan Siti menjadi milik orang lain. Berat dan sakit hati yang tak terkira yang harus dirasakan.
“Bang, pesen apa??” tanya Zuki, pelayan Gudang Bakso Bang Er. “Saya Bakso Super Mie ayam, minumnya et teh manis aja bang.” Jawab Lukman.
“Lucky, Loe mesen apa? jangan bengong aja” nada lukman sedikit sewot. “Ggguuee, eeeee...Kwetiaw bakso jumbo aja, minumnya...biasa es teh manis. “ Jawab Lucky agak terbata-bata.  Setelah memesan, barulah mereka mencari tempat duduk yang nyaman buat mereka mengobrol.
“Luk, gimana ya? Bingung gue, padahal gue niat ngelamarnya.”  Lucky membuka pembicaraan. “Ya lo ikhlasin aja Lucky. Nanti lo juga dapet jodoh yang lebih baik.”
“Tapi gimana ya? Gue cinta banget sama dia!” bela Lucky. “Yang gue tau sih Siti dijodohin sama Babehnya.” Cerita Lukman. Ketika mereka sedang asyik mengobrol, HP Lucky berdering. “Siapa Lucky??? Lukman heran karena HP gak diangkat-angkat oleh Lucky.
“Siti,,,???? Angkat gak ya Luk??” Tanya Lucky. “Udah aja, kapan lagi...” ledek Lukman ke  Lucky. “Ah, loe lagi begini sempet-sempetnya ngeledekin gue.” Ketika hendak mengangkat,,,” Prangg ”. suara gaduh dari meja Lucky. Ternyata mangkok kwetiaw Lucky terjatuh saat mengangkat HP.
“Ah, Lucky aneh-aneh aja lo, segala pecahin mangkok, gak enak tau diliati sama orang-orang” Nada Lukman agak emosi. “Ma’af, ma’af..” sahut Lucky.
Bang zuki akhirnya menghampir, Lucky meminta ma’af ke bang zuki sambil memesan ulang pesenannya yang terjatuh. Lucky juga bertanya-tanya ada apa ya tadi si Siti telpon, hendak apa Siti menelponnya.
Krinnnngggg....mungkin Siti lagi yang menelpon. Pas melihat HP nya, ternyata Ibu nya Lucky yang menelpon. “Lucky, loe lagi dimana? Ibu Lucky bertanya-tanya. “Lagi di Gudang Bakso Bang Er sama Lukman, Bu.”
“Udah cepet pulang, ada yang mau Ibu kenalin” Ledek Ibu Lucky.
“Maksudnya bu? Siapa? “ tanya Lucky terheran.
“Pokoknya ada deh, udah makanya cepetan pulang! Ibu berteka-teki.
“Baik deh, bu. Lucky segera pulang tapi abisin makanannya dulu ya.” Jawab Lucky agak kesal.
“Oke, cepetan ya Lucky. Anak ibu yang ganteng.” Ledek ibu.
“Iya, Ibu yang cantik...” Lucky akhirnya menutup pembicaraan.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar