Senin, 03 Desember 2012

Perubahan Sosial



Jika melihat beberapa tahun yang silam, 3-5 tahun atau lebih lama dari itu, kita akan melihat banyaknya perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial dalam skala besar maupun kecil. Dari gaya hidup sampai perkembangan tekhnologi yang sangat dahsyat. Namun, apa sih perubahan sosial dalam pandangan ilmu sosiologi.
Menurut Alvin L. Bertrand (sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2002), proses awal perubahan sosial adalah adanya komunikasi. Melalui kontak dan komunikasi, unsur-unsur kebudayaan baru dapat menyebar baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan. Proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat lainnya disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong terjadinya akulturasi dan asimilasi.
Apa sih Difusi?
Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang perorangan kepada orang perorangan yang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Misalnya, terdapat penemuan baru dalam suatu masyarakat, maka penemuan itu dapat diteruskan dan disebarkan kepada masyarakat yang lain dengan cara difusi sehingga mereka pun dapat menikmati manfaat dari penemuan baru itu. Oleh karena itu, difusi dapat menjadi pendorong bagi tumbuhnya suatu kebudayaan dan menambah kebudayaan-kebudayaan manusia yang telah ada.
Maka sangat mustahil sekali bahwa dalam kehidupan manusia terjadi stagnan kehidupan kecuali pada masyarakat yang sangat tertutup terhadap proses penerimaan terhadap kebudayaan-kebudayaan baru. Dapat dipastikan akan terjadi perubahan-perubahan sosial baik secara cepat (revolusi) maupun secara lambat (evolusi). Kenapa terjadi perubahan sosial, menurut Albert O. Hirschman karena dalam proses kehidupan terjadi kebosanan manusia yang merupakan penyebab terjadinya perubahan. Manusia tidak selalu puas apa yang sudah dicapainya. Ia selalu mencari sesuatu yang baru untuk mencapai taraf yang lebih baik. 
Banyak sekali faktor-faktor pendorong penyebab terjadinya perubahan sosial, baik karena faktor internal dari masyarakat itu sendiri maupun karena interaksi atau gempuran dari masyarakat  luar (eksternal).  
Faktor-faktor Internal, antara lain perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru (discovery & invention), pertentangan dalam masyarakat dan terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat. sedangkan perubahan sosial dari faktor eksternal seperti lingkungan fisik, peperangan antar negara, dan pengaruh kebudayaan. 
Sangat sulit untuk satu masyarakat menghindari terjadinya perubahan sosial apalagi didalam masyarakat yang terbuka seperti dalam masyarakat di Indonesia.
 Jakarta, 03 Desember 2012
pk 7.42 wib

Perubahan Sosial


Jika melihat beberapa tahun yang silam, 3-5 tahun atau lebih lama dari itu, kita akan melihat banyaknya perubahan-perubahan dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial dalam skala besar maupun kecil. Dari gaya hidup sampai perkembangan tekhnologi yang sangat dahsyat. Namun, apa sih perubahan sosial dalam pandangan ilmu sosiologi.
Menurut Alvin L. Bertrand (sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2002), proses awal perubahan sosial adalah adanya komunikasi. Melalui kontak dan komunikasi, unsur-unsur kebudayaan baru dapat menyebar baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan. Proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat lainnya disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong terjadinya akulturasi dan asimilasi.
Apa sih Difusi?
Difusi merupakan suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang perorangan kepada orang perorangan yang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Misalnya, terdapat penemuan baru dalam suatu masyarakat, maka penemuan itu dapat diteruskan dan disebarkan kepada masyarakat yang lain dengan cara difusi sehingga mereka pun dapat menikmati manfaat dari penemuan baru itu. Oleh karena itu, difusi dapat menjadi pendorong bagi tumbuhnya suatu kebudayaan dan menambah kebudayaan-kebudayaan manusia yang telah ada.
Maka sangat mustahil sekali bahwa dalam kehidupan manusia terjadi stagnan kehidupan kecuali pada masyarakat yang sangat tertutup terhadap proses penerimaan terhadap kebudayaan-kebudayaan baru. Dapat dipastikan akan terjadi perubahan-perubahan sosial baik secara cepat (revolusi) maupun secara lambat (evolusi). Kenapa terjadi perubahan sosial, menurut Albert O. Hirschman karena dalam proses kehidupan terjadi kebosanan manusia yang merupakan penyebab terjadinya perubahan. Manusia tidak selalu puas apa yang sudah dicapainya. Ia selalu mencari sesuatu yang baru untuk mencapai taraf yang lebih baik. 
Banyak sekali faktor-faktor pendorong penyebab terjadinya perubahan sosial, baik karena faktor internal dari masyarakat itu sendiri maupun karena interaksi atau gempuran dari masyarakat  luar (eksternal).  
Faktor-faktor Internal, antara lain perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru (discovery & invention), pertentangan dalam masyarakat dan terjadinya pemberontakan atau revolusi dalam masyarakat. sedangkan perubahan sosial dari faktor eksternal seperti lingkungan fisik, peperangan antar negara, dan pengaruh kebudayaan. 
Sangat sulit untuk satu masyarakat menghindari terjadinya perubahan sosial apalagi didalam masyarakat yang terbuka seperti dalam masyarakat di Indonesia.