Senin, 04 Juni 2012

Undangan ini akan ku simpan... (episode 1)


Tatapan matanya hampa, senyumannya dipaksakan agar  tetap terlihat manis, duduk sambil memegang undangan ditangan kirinya. Menghitung jumlah kendaraan, walaupun dihitung tidak akan habis-habis. Memang tidak ada kerjaan di hari minggu ini, namun si andri ingin sekali bekerja di hari libur yang cerah ini tapi tak secerah hatinya, hanya untuk menghibur hatinya yang sedang tersakiti karena undangan yang diterima dari rini semalam.
Kegelisahan mendera hati andri, karena nama yang tertera di undangan Siti dan Hasan. Ya, siti selama ini merupakan wanita yang ideal baginya untuk dijadikan istri untuknya. Siti adalah jantung hatinya, ya setidaknya setahun yang lalu, sebelum semuanya berakhir karena orang tua dari siti tidak setuju. Yang menjadi faktor utamanya adalah suku andri yang berlatar belakang betawi ditambah pekerjaan yang hanya menjadi staff marketing di Bimbingan Belajar. Dipandanglah sebelah mata oleh orang tua siti.
Dengan prestasi yang sangat gemilang dan perolehannya melebihi target yang telah ditetapkan, dalam waktu singkat, satu tahun ia sudah diangkat menjadi asisten manager marketing. Andri adalah karyawan berprestasi, namun untuk hal cinta ia bukanlah seorang yang berprestasi pula. Keadaan berbalik 180 derajat ketika berbicara pekerjaan dan cinta tentang si Andri.
“Hey ndri, ngapain loe bengong-bengong sendirian dipinggir jalan????” tiba-tiba lukman datang membuyarkan lamunan andri.  Lukman melihat wajah andri, sepertinya akan turun hujan walaupun cuaca untuk hari ini sangat cerah. “ah gak knapa-knapa luk”, sahut andri dengan berlagak baik-baik saja.  “Ayolah ndri, jangan berlagak sama gue, jujur ajalah ,” desak lukman berlagak sok tahu sambil mengajak andri untuk nongkrong di Sevel bintaro. Sambil menuju tempat yang dituju, akhirnya andri menceritakan semua keluh kesahnya kepada lukman.
Waktu tinggal 2 minggu lagi hari dimana andri harus merelakan siti menjadi milik orang lain. Berat dan sakit hati yang tak terkira yang harus dirasakan. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 23.59 dan besok hari senin, namun andri belum bisa tertidur dan lukman pun sepertinya harus pulang. “ Bahaya banget dah, mana besok ada presentasi di dua sekolah, dari pagi sampe sore”, keluh andri. “ ini pasti gara-gara undangan yang gue terima semalam, kacau,,kacau,,,”, andri lebih berkeluh kesah lagi.  “ gue harus kuat,” teriak dalam hati andri, dengan mencoba memaksasakan pulang dengan mata yang agak syahdu. Setelah sampai rumah yang memang tidak terlalu jauh dari tempat tongkrongannya dengan lukman, andri pun langsung merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya.
“Andri banguuuuunnnnnnnnnnn, udah jam berapa tuh??? Gak kerja, kamu bilang mau masuk pagi???? “ teriak Mak andri beberapa kali.
“   Iya mak, ni juga udah bangun,  sabar kenapa!!!” sahut andri sambil memaksa membuka kelopak matanya yang masih terasa berat untuk dibuka.
Setelah selesai mandi dan rapih andri segera bergegas, “ Mak, andri berangkat dulu ya! Assalamualaikum!!!” Teriak andri kepada maknya. “Wa’alaikumsalam,” maknya menjawab agak kaget.
Andri langsung nge gas motornya, kebut secepat kilat. Dengan kecepatan tinggi andri berusaha menyalip kendaraannya. Jika terlambat bisa berbahaya, karena ia sebagai penanggung jawab presentasi kali ini. Jarak yang ditempuh antara rumah andri ke kantor lumayan jauh. Rumah andri di slipi sedangkan kantor andri ada di bintaro. Jalan yang cukup macet jika jam berangkat kerja dan sekolah yang berbarengan.
Hape andri tak lama berdering cukup lama,,kriinnggg...kriinggg....” Halo, andri posisi ada dimana??” tanya pak Jovan.
“ Di daerah pasar kebayoran pak”, jawab andri singkat.
“ Cepatlah, sebagai seorang marketer kamu harus memiliki integritas diri seperti datang in time dari janji”, Pak Jovan memberikan arahan. Pak jovan adalah atasannya persis sebagai manager marketing
“Baik pak”’, andri mengiyakan saja arahan pak jovan.Ya, pak Jovan sangat in time terhadap waktu, apalagi terhadap pertemuan dengan klien.
Dengan lamunan yang bercampur aduk, tiba-tiba ada motor yang berjalan dari arah berlawanan. Terdengar suara keras, Gubraaakkkkk...!!!!!
( nanti nyambung lagi ye ceritanye....)