Senyumnya menyejukkan, tawanya riang, dan bola matanya
berbinar cerah, itulah gambaran suasana hati andri saat ini. Yang
diidam-idamkan akhirnya tercapai juga, yaitu akan memiliki pendamping hidup.
Fase kehidupan yang sangat diimpikannya sejak menginjak bangku kuliah karena prinsip
Andri daripada pacaran lebih baik langsung saja menikah, dari sisi ekonomi juga
lebih efisien. Jika pacaran pun setidaknya harus siap antar jemput, ajak
nonton, shoping dan belum tentu nanti jodoh. Kalau tidak jodoh itu namanya mubazir,,,hehehhehehehe,,,,
Terlihat Andri tersenyum-senyum tidak jelas sambil memegang
undangan pernikahannya. Pikirannya terus melayang-layang membayangkan hari
penikahannya. Hatinya dag-dig-dug mereka-reka saat akan ijab kabul didepan
penghulu, saat sang pujaan hatinya mencium tangannya yang menandakan ia sudah
sah menjadi imam didalam kehidupan sang pendamping hidup. Andri terus
melihat-lihat keindahan undangan yang sudah dipesannya. Terlihat indah nama
Lusi dihatinya, Lusi & Andri, begitulah nama yang tertera.
Tak lama Andri
melihat jam tangannya, jam sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB.
“ Ah udah jam 10 malem???, si asep kemana nih? Janjian jam
setengah delapan malam koq sampe jam segini gak muncul-muncul???” keluh andri
sambil mengotak-atik HP nya. Andri berusaha
menelpon asep, namun HP asep tak diangkat. Padahal mereka memiliki janji untuk
menuju lokasi pernikahan andri, untuk melihat kesiapan dekorasi dan asesoris
lainnya.
Untuk mengurangi rasa tegang dan dak dik duk dihati, andri
memutar nasyid Edcoustic :
Duhai pendampingku,
akhlakmu permata bagiku
Buat aku makin cinta
Tetapkan selalu janji awal kita bersatu
Bahagia sampai ke surga
Maafkan aku jika tak bisa sempurna
Karena ku bukan lelaki yang turun dari surga
Ketulusan hatimu anugerah hidupku
Doakan langkah kita tak berpisah
Untuk selamanya
Buat aku makin cinta
Tetapkan selalu janji awal kita bersatu
Bahagia sampai ke surga
Maafkan aku jika tak bisa sempurna
Karena ku bukan lelaki yang turun dari surga
Ketulusan hatimu anugerah hidupku
Doakan langkah kita tak berpisah
Untuk selamanya
“Hey ndri, asyik banget dengerin musiknya” sergah asep yang
melenyapkan lamunan andri.
“Et dah, loe dateng pake salam kek, udah telat, ngagetin
lagi”, cerocos andri ke asep.
“iye, ma’af-ma’af”, asep memelas minta ma’af.
“Ya udah cepet nyok kita otw, udah malem nih”, ajakan andri
semangat 45 ke Asep.
“ Cie, yang udah gak sabaran dah nunggu besok”, ledek asep
ke Andri. Untuk kali ini Andri tak menghiraukan ledekan Asep.
Andri langsung nge gas motor CBR nya, Asep terkaget dan
hampir saja terpelanting dari motor.
Keesokan harinya, Rumah kediaman Andri terlihat sibuk dan
ramai. Terlihat tante, om, nenek dan sanak saudara yang lain terlihat bahagia
melihat sang manten tersenyum bahagia. Semua sudah siap berangkat dan tiba-tiba
hp Andri berdering.
“ Udah sampe mana mas andri”, suara terdengar merdu bagi
andri. Ya, Lusi menelponnya yang sebentar lagi akan memenjadi istrinya.
“Ya lusi, kita mau otw nih, tunggu aja”, sahut Andri sambil
senyum-senyum gak jelas.
“Oke deh, kita tunggu ya”, balas Lusi.
Dengan semangat Andri memasuki mobil bersama rombongan
menuju tempat pernikahan Lusi & Andri. Perjalanan penuh canda tawa, namun
ketika memasuki halaman Masjid Al Mujahidin, terdengar suara keras, “GGGGGUUUBBRRAAAAKKK”.
Emak Andri kaget,” Andri, kenape loe dikamar??? Suara apaan
tuh jatoh???”
Andri terkaget dan ternyata hanya mimpi.
Ciputat, 14 Agustus 2012
12.36
Tidak ada komentar:
Posting Komentar