Jika melihat beberapa tahun yang silam, 3-5
tahun atau lebih lama dari itu, kita akan melihat banyaknya perubahan-perubahan
dalam kehidupan sosial. Dalam kehidupan sosial dalam skala besar maupun kecil.
Dari gaya hidup sampai perkembangan tekhnologi yang sangat dahsyat. Namun, apa
sih perubahan sosial dalam pandangan ilmu sosiologi.
Menurut Alvin L. Bertrand
(sebagaimana dikutip Arif Rohman, 2002), proses awal perubahan sosial adalah
adanya komunikasi. Melalui kontak dan komunikasi, unsur-unsur kebudayaan baru
dapat menyebar baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun kebendaan.
Proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada masyarakat
lainnya disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong
terjadinya akulturasi dan asimilasi.
Apa sih Difusi?
Difusi merupakan suatu proses
penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari orang perorangan kepada orang perorangan
yang lain, dan dari masyarakat ke masyarakat lain. Misalnya, terdapat penemuan
baru dalam suatu masyarakat, maka penemuan itu dapat diteruskan dan disebarkan
kepada masyarakat yang lain dengan cara difusi sehingga mereka pun dapat
menikmati manfaat dari penemuan baru itu. Oleh karena itu, difusi dapat menjadi
pendorong bagi tumbuhnya suatu kebudayaan dan menambah kebudayaan-kebudayaan
manusia yang telah ada.
Maka sangat mustahil sekali bahwa
dalam kehidupan manusia terjadi stagnan kehidupan kecuali pada masyarakat yang
sangat tertutup terhadap proses penerimaan terhadap kebudayaan-kebudayaan baru.
Dapat dipastikan akan terjadi perubahan-perubahan sosial baik secara cepat
(revolusi) maupun secara lambat (evolusi). Kenapa terjadi perubahan sosial,
menurut Albert O. Hirschman karena dalam proses kehidupan terjadi kebosanan
manusia yang merupakan penyebab terjadinya perubahan. Manusia tidak selalu puas
apa yang sudah dicapainya. Ia selalu mencari sesuatu yang baru untuk mencapai
taraf yang lebih baik.
Banyak sekali faktor-faktor
pendorong penyebab terjadinya perubahan sosial, baik karena faktor internal
dari masyarakat itu sendiri maupun karena interaksi atau gempuran dari
masyarakat luar (eksternal).
Faktor-faktor Internal, antara
lain perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru (discovery &
invention), pertentangan dalam masyarakat dan terjadinya pemberontakan atau
revolusi dalam masyarakat. sedangkan perubahan sosial dari faktor eksternal
seperti lingkungan fisik, peperangan antar negara, dan pengaruh
kebudayaan.
Sangat sulit untuk satu
masyarakat menghindari terjadinya perubahan sosial apalagi didalam masyarakat
yang terbuka seperti dalam masyarakat di Indonesia.